Tuesday, February 28, 2006

Ali Baba dan Qasim

Ada dua saudara yang nasibnya berlainan. Ali Baba, sang adik, hidup papadan merana. Sang kakak, Qasim, hidup senang berlimpah harta. Satu hari,Ali Baba pergi ke gurun pasir, tak disangka ia bertemu rombonganpenyamun yang menuju sebuah pintu batu dan mengucapkan kata saktisehingga pintu itu terbuka. Ali Baba yang bersembunyi memperhatikandengan seksama kelakuan para penyamun itu.

Ketika para penyamun itu keluar, pimpinannya lagi-lagi mengucapkan katasakti yg sama sehingga pintu batu kembali tertutup. Setelah rombonganpenyamun itu pergi, Ali Baba dengan rasa ingin tahu yang besar mulaimendekati pintu batu itu. Ia ucapkan kata sakti yang tadi didengarnya.

AliBaba terkejut ketika pintu batu itu terbuka. Ia lebih terkejut lagi ketikamendapati emas dan perhiasan serta barang-barang yang mahal didalam guaitu. Rupanya, itulah tempat persembunyian atau "gudang harta" parapenyamun selama turun temurun dari generasi ke generasi.Ali Baba mengambil harta itu secukupnya lalu pulang ke rumah. Sayang,akibat keteledoran isterinya, sangkakak, Qasim, mengetahui perubahan yangterjadidengan hidup adiknya itu. Ali Baba yang dulunya miskin kini menjadihidup lebih dari cukup.

Terdorong rasa iri hati yang menjulang, Qasim bertanya hal ihwal kekayaanadiknya. Ali Baba, terdorong rasa sayang pada kakaknya, menceritakanrahasianya termasuk kata sakti untuk membuka pintu batu.

Malam itu juga, Qasim segera pergi ke "gudang harta" para penyamun itu.Dengan lancar ia ucapkan kata sakti itu. Pintu terbuka. Qasim terperangah.Matanya langsung silau dengan kepingan emas dan barang berharga lainnya.Tak henti-hentinya ia pandangi limpahan harta itu. Lama ia berdirimengagumi barang mewah yang kini tergeletak didepannya.

Qasim segera sadar dan mulailah ia dengan bernafsu mengumpulkankepingan emas itu. Ketika telah penuh karung-karung kosong yang ia bawa;ketika peluh telah membasahi tubuhnya, ketika ia telah puas mengagumiharta itu, ia pun hendak keluar. Akan tetapi, kerongkongannya tercekat! Ialupa kata sakti yang harus diucapkan untuk membuka pintu batu.

Sementara itu, rombongan penyamun telah kembali datang. Sang kepalapenyamun mengucapkan kata sakti dan terbukalah pintu batu. Mereka kagetketika mendapati Qasim di dalam "gudang harta" mereka. Qasim yangtertangkap basah hanya bisa pasrah. Nasib Qasim selanjutnya sudah bisa kitatebak.

Kisah Ali Baba dan Qasim di atas merupakan salah satu kisah yang terdapatdalam "Kisah Seribu Satu Malam". Sebagaimana kisah-kisah yang lain,sebenarnya, dongeng di atas mengajarkan kita banyak hal, asalkan kita maumembaca yang tersirat.

Boleh jadi, pengetahuan yang kita miliki sama. Boleh jadi, kita sama-samamengetahui rahasia ilahi; boleh jadi pula kita sama-sama hafal kata sakti atauayat ilahi. Namun, kesucian hatilah yang membedakan kita.

Ali Baba tidak silau dengan harta duniawi. Sementara itu, meskipun Qasimsudah diberi tahu kata sakti, ketika ia silau dengan harta duniawi, mendadakia lupa kata sakti itu. Pikirannya hanya dipenuhi dengan harta dan harta.Kerakusannya membuat ia memenuhi isi kepalanya dengan segudangrencana. Mungkin ia berencana membangun real estat, boleh jadi iaberencana membangun pusat-pusat pertokoan. Siapa tahu ia juga berencanamembangun jalan tol yang menghubungkan satu kota dengan kota lain dansetiap yang lewat akan dimintakan bayaran. Ketika isi kepalanya penuhdengan hal-hal itu, ia menjadi lupa akan kata sakti.

Ayat Ilahi, atau yang disimbolkan dengan kata sakti di atas, hanya akanmenghampiri mereka yang suci hatinya. Boleh jadi, kita sama-sama tahumakna ayat Ilahi, namun nasib kita bisa berbeda.Tinggal pilih: mau menjadiAli Baba atau Qasim?