Saturday, February 11, 2006

ABDULLAH BIN ABBAS
Lisannya bertanya, Qalbunya mencerna
Di antara sahabat-sahabat RasuluLlah SAW, terdapat beberapasahabat kecil yang ketika melafadzkan syahadat mereka berusiasangat muda, atau ketika mereka dilahirkan, ayah bunda merekatelah muslim. Perhatian RasuluLlah SAW kepada para sahabat cilikini, tidak berbeda dengan sahabat-sahabat yang lainnya. Bahkanbeliau sangat memperhatikan mereka dan meluangkan waktu untukbermain, bicara dan menasehati mereka.

AbduLlah bin Abbas (Ibnu Abbas) adalah salah satu kelompoksahabat junior ini. Beliau dilahirkan tiga tahun sebelum hijrah.Semenjak kecilnya, beliau sudah menunjukkan kecerdasan dan kesungguhannya terhadap suatu masalah. RasuluLlah mengetahui potensi besar yang ada pada anak muda ini, seperti halnya beliaumelihat potensi yang sama pada Ali bin Abi Thalib, Zaid binHaritsah dan sahabat-sahabat cilik lainnya.

RasuluLlah SAW sering terlihat berdua bersama si kecil AbduLlah bin Abbas. Suatu ketika, misalnya, RasuluLlah SAW mengajakIbnu Abbas RA berjalan-jalan seraya menyampaikan tarbiyahnyakepada pemuda cilik ini:

"Ya ghulam, maukah engkau mendengarkan beberapa kalimatyang sangat berguna?

Jagalah ALlah SWT (ajaran-ajaranNya), maka engkau akan mendapatkanNya selalu menjagamu. Jagalah ALlah SWT (larangan-laranganNya), maka engkau akan mendapatkanNya selalu dekat di hadapanmu. Kenalilah ALlah dalam sukamu, maka ALlah akan mengenalimudalam dukamu. Bila engkau meminta, mintalah kepada ALlah. Jikaengkau memerlukan pertolongan, mohonkanlah kepada ALlah. Semuahal (yang terjadi denganmu) telah selesai ditulis. Ketahuilah,seandainya semua makhluk bersepakat untuk membantumu denganapa yang tidak ditaqdirkan ALlah untukmu, mereka tidak akanmampu membantumu. Atau bila mereka berkonspirasi untuk menghalangi engkau mendapatkan apa yang ditaqdirkan untukmu, merekajuga tidak akan dapat melakukannya. Semua aktifitasmu kerjakanlah dengan keyakinan dan keikhlasan. Ketahuilah, bahwa bersabardalam musibah itu akan memberikan hasil positif; dan bahwakemenangan itu dicapai dengan kesabaran; dan bahwa kesuksesanitu sering dilalui lewat tribulasi; dan bahwa kemudahan itutiba setelah kesulitan.
[Hadist Riwayat Ahmad, Hakim, Tirmidzi]

Demikianlah rangkaian prinsip aqidah, ilmu dan 'amal yangmanakah hasil tarbiyah RasuluLlah itu? AbduLlah bin Abbas tumbuhmenjadi seorang muslim yang penuh inisiatif, haus ilmu, dekatdengan ALlah dan Rasul-Nya.

Suatu ketika, Ibnu Abbas ingin mengetahui secara langsungbagaimana cara RasuluLlah shalat. Untuk itu, ia sengaja menginapdi rumah bibinya: ummahatul mu'minin, Maimunah bint al-Harist.Ketika itu ia melihat RasuluLlah bangun tengah malam dan pergiberwudhu. Dengan sigap Ibnu Abbas membawakan air untuk berwudhu,dengan demikian ia dapat melihat sendiri bagaimana RasuluLlahberwudhu. RasuluLlah - sang murobbi agung itu - tidak menyepelekan hal ini, beliau mengelus dengan lembut kepala Ibnu Abbas,seraya mendo'akan: "Ya ALlah, faqih-kanlah ia dalam perkaraagama-Mu, dan ajarilah ia tafsir Kitab-Mu."

Kemudian RasuluLlah berdiri untuk sholat lail yang dimakmumioleh isteri beliau, Maimunah. Ibnu Abbas tak tinggal diam, diasegera berdiri di belakang RasuluLlah SAW; tetapi RasuluLlahkemudian menariknya agar ia berdiri sedikit berjajar dengannya.Ibnu Abbas berdiri sejajar dengan RasuluLlah, tetapi kemudian iamundur lagi ke shaf belakang. Seusai sholat, RasuluLlah mempertanyakan sikap Ibnu Abbas ini, dan dijawab oleh Ibnu Abbas bahwarasanya tak pantas dirinya berdiri sejajar dengan seorang UtusanALlah SWT. RasuluLlah ternyata tidak memarahinya, bahkan beliaumengulangi do'anya ketika berwudhu tadi.

Ketika Ibnu Abbas berusia 13 tahun, RasuluLlah wafat. Beliausangat merasa kehilangan. Tapi hal ini tidak menjadikannya bersedih atau lemah. Dengan segera ia mengajak teman sebayanya untukbertanya dan belajar pada sahabat-sahabat senior mengenai apasaja yang berkenaan dengan RasuluLlah dan ajaran al-Islam. LogikaIbnu Abbas, saat itu mengatakan bahwa para sahabat masih beradadi Madinah, inilah kesempatan terbaik untuk menimba ilmu daninformasi dari mereka, sebelum mereka berpencaran ke kota-kotalain atau sebelum mereka wafat. Namun sayang, ajakan ini tidakditanggapi oleh rekan-rekan sebayanya, karena mereka rata-rataberanggapan bahwa para sahabat senior tidak akan memperhatikanpertanyaan anak-anak kecil macam mereka.

Ibnu Abbas tak patah arang. Beliau sendiri mendatangi parasahabat yang diperkirakan mengetahui apa saja yang ingin iatanyakan. Dengan sabar, beliau menunggu para sahabat pulang darikerja keseharian atau da'wahnya. Bahkan kalau sahabat tadi kebetulan sedang berisitirahat, Ibnu Abbas dengan sabar menanti didepan pintu rumahnya, hingga tertidur, tergolek beralaskan pakaiannya. Tentu saja para sahabat terkejut menemui Ibnu Abbas tertidur di muka rumahnya, "Oh keponakan RasuluLlah, ada apa gerangan?Kenapa tidak kami saja yang datang menemuimu, bila engkau adakeperluan?" "Tidak,"kata Ibnu Abbas, "sayalah yang harus datangmenemui anda."

Demikianlah masa kecil Ibnu Abbas. Bagaimana dengan masadewasanya?

beliau katakan sebagai seorang muda yang berwawasan dewasa, yanglisannya selalu bertanya dan qalbunya selalu mencerna. Umar binKhattab selalu mengundang Ibnu Abbas dalam majelis syuro'nyadengan beberapa sahabat senior, dan beliau selalu berkata kepadaIbnu Abbas agar ia tidak perlu sungkan menyampaikan pendapat.Inilah bentuk tarbiyah lain yang diperoleh oleh Ibnu Abbas,dengan selalu berada dalam kalangan sahabat senior.

Dalam masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA, beliau bergabung dengan pasukan muslimin yang berekspedisi ke Afrika Utara,di bawah pimpinan AbduLlah bin Abi-Sarh. Beliau terlibat dalampertempuran dan juga dalam da'wah di sana. Di masa pemerintahanAli bin Abi Thalib RA, Ibnu Abbas mengajukan permohonan untukmenemui dan berda'wah kepada kaum Khawarij. Melalui dialog dandiskusinya yang intens, sekitar 12.000 dari 16.000 khawarijbertaubat dan kembali kepada ajaran Islam yang benar.

AbduLlah bin Abbas, yang muda yang ulama, wafat dalam usia 71tahun pada tahun 68H. Sahabat Abu Hurairah RA, berkata "Hari initelah wafat Ulama Ummat. Semoga ALlah SWT berkenan memberikanpengganti AbduLlah bin Abbas."